Resources
Industri perhotelan berkembang dengan sangat cepat, dengan hadirnya berbagai teknologi dan inovasi baru yang membantu hotel beroperasi lebih mudah dan terhubung lebih baik dengan para tamu. Ada banyak tren saat ini yang sedang membentuk masa depan industri perhotelan. Mulai dari teknologi AI, teknologi pintar, augmented reality, check-in tanpa kontak, hingga tren keberlanjutan. Semua tren ini makin populer dan memengaruhi cara hotel beroperasi. Kalau kamu ingin tahu 6 tren di tahun 2025 yang tidak boleh dilewatkan oleh hotelmu, teruskan baca blog ini ya!
AI atau Kecerdasan Buatan sudah terbukti mengambil peran penting di berbagai bidang, termasuk di industri perhotelan. AI membantu meningkatkan pengalaman tamu menjadi lebih nyaman dan praktis. Contohnya seperti chatbot AI, proses check-in atau check-out otomatis, kontrol pintar di kamar, dan lainnya. Chatbot AI memberikan jawaban otomatis selama 24 jam yang membantu menghemat waktu dan membuat layanan jadi lebih efisien. Dengan check-in dan check-out otomatis, tamu bisa datang dan pergi kapan saja tanpa perlu antre. Selain itu, dengan smart control, tamu juga bisa mengatur suhu kamar, pencahayaan, hingga tirai hanya lewat ponsel mereka. Semuanya jadi lebih mudah, praktis, dan membuat pengalaman menginap jadi lebih berkesan.
Dengan makin tingginya kesadaran terhadap isu lingkungan, keberlanjutan jadi tren besar yang wajib diperhatikan hotel di tahun 2025. Para pelancong kini lebih sadar akan dampak perjalanan mereka terhadap lingkungan, dan mereka mulai memilih produk alami serta tempat yang ramah lingkungan untuk melepas penat. Hotel bisa mulai menerapkan hal-hal kecil seperti panel surya, kebun organik, makanan organik, sistem daur ulang, hingga pengontrol daya berbasis sensor gerak. Pastikan juga plastik digunakan dengan bijak dan didaur ulang, serta perlengkapan seperti piring atau peralatan makan dipilih yang ramah lingkungan. Ini jadi nilai tambah yang penting buat para tamu.
Sekarang ini, banyak hotel mulai menggunakan teknologi augmented reality (AR) atau virtual reality (VR) untuk membantu tamu merencanakan perjalanan mereka dengan lebih mudah. Tamu bisa melihat langsung tampilan kamar secara virtual sebelum mereka memesan, sehingga mereka tahu persis apa yang akan mereka dapatkan. Fitur ini bisa diakses lewat smartphone atau laptop dan sangat membantu dalam proses pencarian kamar atau destinasi yang pas.
Setelah bertahun-tahun hidup di masa pandemi, sekarang dunia mulai terbuka kembali dan orang-orang makin semangat untuk bepergian. Tapi tren baru yang muncul bukan hanya tentang jalan-jalan jauh—melainkan tentang mencari pengalaman lokal yang autentik. Banyak pelancong sekarang ingin merasakan budaya lokal yang mendalam, dari makanan khas, aktivitas tradisional, hingga seni lokal. Hotel bisa bekerja sama dengan koki lokal, pengrajin, petani, atau penyedia aktivitas lokal untuk menciptakan pengalaman yang berkesan bagi tamu. Ini bukan cuma memperkaya pengalaman tamu, tapi juga membantu mendukung ekonomi lokal.
Dalam beberapa tahun terakhir, media sosial punya peran besar dalam mempromosikan hotel dan menginspirasi orang untuk traveling. Kolaborasi dengan influencer—baik yang punya followers banyak maupun sedikit—bisa bantu hotel kamu menjangkau audiens baru lewat konten menarik. Kalau kontennya sukses, ini bisa meningkatkan jumlah tamu yang datang, dan tentunya meningkatkan pendapatan hotel, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Jadi, strategi pemasaran lewat influencer adalah tren yang sayang banget kalau dilewatkan, apalagi kalau kamu ingin menjangkau generasi muda.
Terakhir, teknologi tanpa kontak atau contactless. Ini jadi salah satu tren paling penting di tahun 2025. Karena sekarang semuanya semakin digital, para tamu juga mengharapkan adanya teknologi yang minim sentuhan. Misalnya check-in dan check-out lewat HP, kunci kamar digital, hingga pembayaran melalui mobile banking, e-wallet, atau kartu online. Teknologi ini nggak cuma bikin proses lebih cepat dan nyaman, tapi juga lebih aman—mengurangi risiko kontak fisik dan masalah kesehatan selama perjalanan. Jadi, contactless technology bukan cuma tren, tapi sudah jadi kebutuhan.
≪ Back to Blog
